7. Pembacaan puisi oleh Jonathan Rahardjo
http://indahsurvyana.multiply.com/video/item/26/Penampilan-Jonathan_Raharjo.wmv.3GP
Pembacaan Karya Dua Peserta Lomba ESAI HUT APSAS 3 itu
http://groups.yahoo.com/group/Apresiasi-Sastra/message/34774
Didaulat panitia untuk menjadi salah satu juri Lomba ESAI HUT APSAS 3 beserta Kang sigit Susanto, Minggu 17 Februari 2008 saya membacakan penilaian saya terhadap karya peserta di depan teman-teman hadirin Acara HUT APSAS 3 di Japan Fondation Jakarta.
Karena pesertanya hanya dua, Panitia mengatakan 'semua' peserta ini mendapat penghargaan, bingkisan dari panitia. Semoga sudah dikirim dan menerimanya.
Saya membacakan penilaian saya itu dalam moment ditembak untuk baca puisi mendadak, sekaligus untuk mencegah tampil 2 kali guna bagi peran dan kesempatan dengan teman lain, sebagai berikut:
Peserta 1: st F Ragil F (erpapabifa@..)
Karya: 'INVASI' JEPANG DALAM KESADARAN HISTORIS KESUSASTRAAN
INDONESIA
- Mengambil Hikmah dari penjajahan Jepang untuk menentukan KeIndonesiaan, yang nilai-nilainya dapat diambil dari sastra-sastra Indonesia tentang masa jepang, sampai karya terbaru/ terkini, bukan hanya sastra angkatan Jepang-1945.
- Lebih dalam pembahasan dan sintesa permasalahannya
- Bahasa/ pengungkapannya cukup berbelit dan rumit, banyak bahasa akademis/ bahasa ilmiah
Peserta 2 Dino F Umahuk
Karya: Menjadi Binatang Jalang atau Lonte Pemilik Modal
- Mengambil hikmah dari puisi/sastra perjuangan angkatan Jepang-1945 untuk menyikapi pergulatan pencarian identitas sastra Indonesia masa kini, khususnya Komunitas Apresiasi sastra.
- Lebih sepintas pembahasan dan sintesa permasalahannya
- Bahasa/ pengungkapan pembahasannya lebih mudah dipahami/ memakai bahasa populer.
Jelas terdapat perbedaan pandangan dua peserta terhadap karya sastra itu.
Karya sastra peserta 1 lebih menekankan jati diri keIndonesiaan berhikmah dari penjajahan Jepang kita dengan memakai sastra sebagai medium pembahasan. Dengan demikian, materi yang disampaikan lebih bicara pada masalah kebangsaan, budaya, 'narasi besar', dengan mengambil contoh karya sastra tentang masa Jepang sejak jaman Jepang/45 sampai karya termoderen.
Sedangkan karya peserta ke dua lebih menekankan dunia sastra tidak perlu menyerah dengan kondisi carut marut perkembangan sastra terkini, belajar dari perlawanan para sastrawan angkatan Jepang/ 45. Hal ini terutama ditujukan untuk komunitas Apresiasi sastra dalam rangka HUT yang ke 3 ini guna melangkah ke masa depan.
Dengan tidak adanya pemilihan juara lantaran terbatasnya peserta, diambil jalan tengah kedua karya tersebut sama-sama baik, dalam arti mempunyai manfaat sesuai dengan sudut pandang yang berbeda, memperkaya wawasan kita untuk mencermati kesusastraan Indonesia terkait dengan penjajahan Jepang yang kini bangsa Jepang mencoba memperbaiki masa silam itu dengan berbagai kerjasama termasuk dengan adanya Japan Fondation yang memberi tempat pada Milis Apresiasi sastra untuk menyelenggarakan hajat HUT nya yang ke 3.
Semoga dua karya ini menegaskan benang merah yang terjadi antara bangsa kita dengan bangsa Jepang yang pernah melakukan hubungan antara Saudara Tua dan Saudara Muda pada Masa Perang Asia Timur Raya, yang ternyata merupakan suatu siasat belaka, menyisakan berbagai kepedihan dan hutang perang, yang kini mau tak mau harus kita hadapi apapun yang telah terjadi dan bakal terjadi antara 'dua saudara' ini.
Dua karya peserta ini merupakan MARTIR bagi generasi saat ini untuk tetap mengingat dan menengok sejarah bangsa ini, menegaskan jati diri bangsa ini, baik sebagai bangsa berbudaya dalam narasi besar, maupun dalam konteks komunitas-komunitas yang terus melakukan gerilya guna menyusun pondasi sastra dan budaya bangsa yang besar.
Artinya, apapun yang dilakukan dalam komunitas sastra Milis Apresiasi Sastra ini merupakan suatu tindakan yang sangat berarti dalam penguatan jati diri manusia, yang secara alami ternyata adalah manusia INDONESIA, yang mesti bergaul dengan manusia-manusia lain, termasuk mantan saudara tua: Jepang, menuju sasaran kemanusiaan yang lebih luas sesuai harkat adanya manusia berbudaya dan beradab di bumi yang satu.
Terimakasih kepada 2 (dua) peserta lomba Esai yang telah melakukan sesuatu yang sangat berarti, 2 (dua) dari ratusan bahkan menuju ribuan anggota Milis Apresiasi Sastra.
Sekali lagi, semoga panitia segera atau sudah mengirim hadiahnya kepada kedua peserta kita. :))
Akhirnya, terimakasih kepada panitia yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi salah satu juri, dan terimakasih kepada teman semua yang meluangkan waktu untuk mendengar pembacaan 'puisi' hal ini di acara HUT 3 Apsas, dan meluangkan waktu untuk membaca laporan penilaian ini.
SELAMAT HUT 3 APSAS.....!!!! (terimakasih door prize-2-nya... hehe..)
https://bacapuisi.blogspot.com/2007/06/baca-puisi_7513.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
Adin
Aguk Irawan Mn
Akhmad Sofyan Hadi
Albert Camus
Andre
Annie Tucker
Anton Kurnia
Anwar Holid
APSAS (Apresiasi Sastra)
Audrian F
Baca Puisi
Bahrul Ulum A. Malik
Berita
Bernando J. Sujibto
Birgit Lattenkamp
Buku Pohon
Cak Bono
Catatan
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Didin Tulus
Dody Yan Masfa
Dwi Fitria
Eka Kurniawan
Endah Sulawesi
Ernest Hemingway
Esai
F Rahardi
F. Rahardi
Franz Kafka
Gaya Lufityanti
Gm. Sukawidana
Gunoto Saparie
Gus Noy
H Tanzil
Haris Firdaus
Heri CS
Herri Chandra Santoso
Iman Budhi Santosa
Indah Survyana
Interview
James Joyce
Jerman
Johannes Sutanto de Britto
Kampung Ciseel
Karl Marx
Kedai Roti
Kemah Sastra
Komunitas Lereng Medini (KLM)
Koskow
Kurnia Effendi
Latief S. Nugraha
lockdown
Lucern
Lucern Kota Mati
M. Lukluk Atsmara Anjaina
Mas Palomas
Metamorfosis
Milan Kundera
Muafiqul Khalid MD
Muhidin M. Dahlan
Nezar Patria
Nunung Deni Puspitasari
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Assyhadie
Pawang Surya Kencana
Perdebatan
Petik Puisi
Proses Kreatif
Puisi Terjemahan
Pulau James Bond
PUstaka puJAngga
Resensi
Rinto Andriono
Ronny Agustinus
Roso Titi Sarkoro
Ruth Martin
Sabine Müller
Sasti Gotama
Saut Situmorang
Setia Naka Andrian
Setiyo Bardono
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sulistiono
Surat Ti Bali
Swiss
Tiya Hapitiawati
Triyanto Triwikromo
Ulysses
Umbu Landu Paranggi
Warih Wisatsana
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Jengki Sunarta
Wayang di Salju
Wayang James Joyce
Yogas Ardiansyah
Yonathan Rahardjo
Youtube
Yusri Fajar
No comments:
Post a Comment