Saturday, January 18, 2020

Beberapa hal yang kuingat seputar Pesta Apresiasi Sastra

Setiyo Bardono

- sekantong tas plastik penuh makanan tiba-tiba melorot dari atas panggung ketika Danarto yang bermonolog terasuki kekuatan Tuhan. Siapa gerangan aktor dibalik melorotnya tas plastik itu?

- Pertanyaan singkat yang diajukan Binhat Nurrohmat pada waktu diskusi buku Murakami ternyata ada 3 point hingga Mbak Ita Siregar terlihat gemas.

- Bung BK, model paling ganteng sedunia meminta sedikit tepuk tangan ketika Band Class Room nya menyanyikan lagu. Mungkin peserta PAS terlalu asyik menikmati makanan aneka rupa dan tumpeng yang menggiurkan.

- Tiba-tiba sosok Sujono begitu menarik perhatian peserta PAS setelah TP 301 memainkan sepenggal kisah Perempuan Kembang Jepun karya Lan Fang. Berapa tanggal sebenarnya lahir Sujono?

- Hamsad Rangkuti agak kesulitan membaca cerpennya "Hukuman Buat Tom" karena kacamatanya kurang kompromi. Ia juga meminta agar lampu di luar panggung jangan dimatikan, agar ia bisa melihat ekspresi peserta PAS. Ngomong-ngomong, Tom menurut saya nama yang terlalu keren untuk seorang pengemis.

- Karena tak ingin tampil dua kali, Yonathan Rahardjo membaca puisi sambil mengumumkan pemenang esai PAS. Kocak juga.

- Harus menulis novel dulu untuk mendapat doorprize paket flashdisk dkk. Itu terbukti setelah berkali2 diundi ternyata doorprize jatuh pada Titon Rahmawan penulis novel Turquiose dan Yonathan Rahardjo penulis novel Lanang. Harusnya doorprize itu jatuh ke tangan Misbach atau Budi Setyawan, tapi mereka sudah pulang jadi hangus.

- Saya gemetar waktu baca Haiku. Kenapa selalu begitu. Mungkin dalam event-event sastra, panitia harus mulai menunjuk orang yang belum sering tampil di panggung agar terbiasa.

Salam

Http://setiakata.multiply.com
https://bacapuisi.blogspot.com/2007/06/baca-puisi_7513.html

No comments:

Post a Comment